Lin Jarvis Ungkit Rahasia Kelam Selama Menangani Rossi Sebagai Pembalap
- davidvibra29
- 7 Okt 2021
- 3 menit membaca

Lin Jarvis merupakan salah satu sosok yang paling berpengalaman di paddock MotoGP. Ia juga bekerja dengan para pembalap-pembalap berpengalaman. Salah satunya yaitu Valentino Rossi.
Jarvis mengenang ketika Yamaha mencoba mendekati Valentino Rossi di tahun 2003. Ia rela mengajak The Doctor untuk berbicara secara diam-diam di klinik medis MotoGP saat GP Republik Ceko tahun 2003.
Saat diwawancarai oleh Matt Oxley, jurnalis senior MotoGP. Pria asal Inggris tersebut menuturkan bahwa saat itu Rossi yang berstatus pembalap Honda memberikan satu syarat kepada Yamaha.
"Pada tahun 2003, kami bertemu Valentino secara diam-diam dengan Davide Brivio di Klinik Mobil ā kenang Lin Jarvis. Dia memberi tahu kami jika kami membawa semua krunya, dia akan setuju bergabung bersama kami," ungkap Jarvis, dilansir dari laman Paddock GP.
"Aku tidak percaya, itu terdengar seperti mimpi. Saya menjawab: "Apakah Anda serius? Sungguh-sungguh ? Tunggu, jika kami menulisnya dalam kontrak, apakah Anda akan datang ke Yamaha? Dan dia berkata 'Ya itulah yang baru saja saya katakan!' Itu adalah momen yang tak terlupakan," ungkap pria yang kini menjabat sebagai Manajer tim Yamaha MotoGP tersebut.
Namun kisah manis Valentino Rossi dan Yamaha tak sepenuhnya berjalan harmonis. Menurut pengakuan Jarvis, ada kalanya dimana saat Valentino berubah seketika, terutama saat kedatangan Jorge Lorenzo ke garasi Yamaha.
Saat itu Rossi yang berstatus bintang Yamaha sedang gencar-gencarnya diisukan akan hijrah ke F1. Yamaha takut kehilangan rising starnya dan memutuskan untuk mencari pengganti. Pilihannya tak salah, namun Rossi tak suka dengan pilihan Yamaha.
Jorge Lorenzo yang berstatus juara dunia kelas 250cc selama dua tahun beruntun ditunjuk sebagai rekan setim sang pembalap.
Hubungan keduanya berjalan tidak harmonis, bahkan menjadi pemicu dibentuknya dinding pemisa antara garasi Lorenzo dan Rossi. Jarvis menyadari bahwa Rossi seperti cemburu dengan pembalap muda tersebut dan memutuskan pergi meninggalkan Yamaha di akhir tahun 2010.

"Mengelola mereka berdua (Lorenzo dan Rossi) di garasi bukanlah hal yang mudah " kenang manajer Inggris itu.
āPada tahun 2010, dia (Vale) mengatakan '(pilih) Saya atau Lorenzo', dan itu tidak dapat kami terima. Sejak saat itu, hubungan kami mulai memburuk dan ada banyak kepahitan, hingga Rossi memutuskan pergi saat Jorge Lorenzo memenangkan gelar bersama kami pada 2010 dan 2012," ungkap Lin Jarvis.
Namun dua tahun berselang Yamaha mencoba memperbaiki hubungannya bersama Rossi. Rekonsiliasi pun dilakukan, hingga Jarvis menyambangi tempat tinggal Rossi di Tavullia.
"Pendekatan pertama Valentino kepada kami datang dari timnya. Beberapa di Yamaha tidak ingin membawanya kembali, tetapi saya melihat manfaat bagi pabrikan dan yakin itu akan menjadi kesepakatan yang bagus. Jadi saya pergi menemui Valentino di rumahnya di Tavullia dan kami banyak berbicara. Itu adalah momen yang sangat spesial setelah hubungan kami memburuk." Ucap Lin Jarvis.
Pasca kembali bersama garputala, Rossi kedatangan rival baru yang menggangu pamornya di pentas MotoGP. Babak baru ketegangannya di lintasan kembali terjadi, kali ini dengan Marc Marquez di tahun 2015.
Situasi dan tahun yang sangat berarti bagi Lin Jarvis, yang yakin bahwa peristiwa dan momen tersebut telah mengubah pola pikir penggemar Rossi. Jarvis menyayangkan sikap Vale yang memprovokasi Marc, hingga dirinya kehilangan gelar juara dunia ke-10.
"Jika Valentino tidak menantang Marc Marquez setelah Phillip Island, dia mungkin tidak akan meledak seperti itu dan Vale akan memenangkan kejuaraan dunia," keluhnya.

"Dengan apa yang terjadi pada tahun 2015, MotoGP mulai terlihat seperti sepak bola, dengan fans fanatik menghina para pembalap. Itu mengubah citra balap motor selamanya, olahraga yang kita cintai telah meracuni dirinya sendiri," tutup sang manajer.
Dengan demikian, pernyataan dari Jarvis menggambarkan bahwa kehadiran Valentino Rossi akan menjadi berkah sekaligus bencana bagi kejuaraan MotoGP. Terjalin cahaya dan kegelapan yang kita temukan dari kisah Vale dan Yamaha. Layaknya livery pada helm sang pembalap dengan matahari cerah di siang hari dan bulan saat malam tiba.
Comments